MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
AKTIFITAS PERTANIAN YANG KURANG DIMINATI GENERASI MUDA
DISUSUN OLEH:
Nama : Asep Septiana Efendi
NPM : 13109636
Kelas : 1KA26
Program Sistem Informasi
Universitas Gunadarma Kampus “J” Kalimalang
ILMU BUDAYA DASAR
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin
Topik Tugas : Aktifitas Pertanian yang Kurang Diminati Generasi Muda
Kelas : 1KA26
Dateline Tugas : 19 Maret 2010
Tanggal Penyerahan & Upload Tugas : 19 Maret 2010
PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, kami siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
Penyusun
NPM | Nama Lengkap | Tanda Tangan |
13109636 | Asep Septiana Efendi | |
Program Sarjana S1 Sistem Informasi
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nyalah, Tugas makalah Ilmu Budaya Dasar dengan tema Aktifitas Pertanian yang Kurang Diminati Generasi Muda dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai salah satu materi yang dapat dijadikan bahan acuan bagi mahasiswa untuk lebih mengenal dan mempelajari pokok Ilmu Budaya Indonesia, khususnya dalam hal Budaya Dasar Bangsa.
Makalah ini mengambil tema Aktifitas Pertanian, yaitu segala kebiasaan, kebudayaan dan aktifitas pertanian di Indonesia. Wujud ataupun wajah pertanian di Indonesia yang dipandang sebaga suatu mata pencaharian kelas menengah kebawah, serta dampak dan masalah yang timbul dalam sektor ini. Hal ini menjadikan pertanian menjadi Kurang Diminati Generasi Muda. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor tadi. Sehingga lama – kelamaan, pertanian di Indonesia semakin turun. Makalah ini kami buat sabagi gambaran kebudayaan Indonesia yang semakin tergeser oleh kebudayaan luar yang dikenal praktis. Oleh karena itu, dengan penulisan makalah ini diharapkan akan timbul kesadaran untuk memperbaiki keadaan Indonesia yang kita nilai justru semakin buruk akan dampak masuknya kebudayaan asing. Oleh karna itu, Dalam makalah ini, kami juga akan membuat peta Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (Analisis SWOT) serta beberapa rekomendasi yang mudah-mudahan dapat bermanfaat.
Dalam peyusunan makalah ini, penulis meenghadapi beberapa kesulitan dalam memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan untuk makalah ini. Oleh karena itu, penulis menyadari makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Namun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik dalam penyusunan makalah Aktifitas Pertanian yang Kurang Diminati Generasi Muda. Dengan harapan, makalah ini dapat berguna sebagai bahan materi Peranan Budaya Lokal. Lebih dari itu, diharapkan para pembaca dapat memahami dan mengerti dan memahami bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam kegiatan manusia melangsungkan hidupnya.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan distribusi dalam pembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Terutama kepada Dosen mata kuliah lmu Budaya Dasar yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini. Penulispun memohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kesalahan pada penulisan makalah. Akhir kata Wassalamualaikum Wr, Wb.
Bekasi, Maret 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Pernyataan .................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................... 2
1.3 Sasaran ........................................................................ 3
BAB II PERMASALAHAN
2.1 Permasalahan ................................................................... 4
2.2 Analisis SWOT .................................................................. 5
a) Strengths (Kekuatan) ................................................ 5
b) Weaknesses (Kelemahan) ............................................ 6
c) Opportunities (Peluang) ................................................ 7
d) Threats (Tantangan) .................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................... 8
3.2 Rekomendasi .................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia Dikenal sebagai Negeri Agraris, Yaitu negeri penghasil kebutuhan pangan terbesar, khususnya padi. Namun hal itu sepertinya sudah tidak pantas lagi disandang Indonesia dengan keadaan yang seperti sekarang ini. Sektor pertanian yang merupakan salah satu mata pencaharian sebagian besar masyarakat Indonesia kini mulai mengilang tergeser oleh jaman.
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor utama yang dapat kita jumpai di hampir seluruh pelosok negeri ini. Karena tidak dapat dipungkiri, Para nenek moyang kita pada jaman dahulupun hidup dengan cara bertani. Letak biografis Indonesia sangat cocok dijadikan lahan pertanian yang subur. Sehingga hingga saat ini, sektor pertanian masih menjadi andalan sektor perekonmian di Indonesia.
Daerah Pulau Jawa merupakan salah satu daerah yang mayoritas penduduknya hidup dengan cara bertani. Jika amati lebih jauh, masih banyak lahan – lahan yang dapat dijadikan lahan pertanian, Apalagi di daerah – daerah yang notabenenya jauh dari keramaian kota, dapat kita ihat jelas bahwa masih terdapat begitu banyak lahan persawahan atapun lahan untuk berladang. Meskipun kita ketahui bersama, sebagian besar lahan tersebut telah disulap menjadi bangunan – bangunan yang tersusun rapi atau kita biasa menyebutnya dengan istilah perumahan. Namun terlepas dari hal tersebut, sebetulnya masih banyak lahan yang bisa dijadikan lahan pertanian.
Adanya pembangunan hingga kepelosok – pelosok mungkin menjadi salah satu penyebab turunnya atau rendahnya kesadaran masyarakat untuk berani, apalagi generasi muda Indonesia yang lebih terbiasa hidup dengan serba praktis ataupun simple. Mereka sudah tidak lagi memikirkan darimana suatu barang itu didapat. Melainkan yang mereka peduli ialah bagaimana agar suatu barang tersebut didunakan..
Atas dasar itulah, yang menjadi beberapa latar belakang Rendahnya kesadaran Generasi muda kini untuk hidup layaknya para pendahulu mereka, yaitu dengan cara bertani.
1.2 Tujuan
Dalam memahami segala aktifitas pertanian di Indonesia serta kurangnya minat Generasi muda terhadap sektor ini. Tentu diharapkan suatu hasil yang ingin dicapai dalam penuntasan masalah tersebut, beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Mengenal kebudayaan Indonesia
Aktifitas pertanian sudah menjadi suatu budaya di Indonesia. Bahkan telah kita ketahui bersama, bahwa Indonesia merupakan Negeri Agraris, Negeri Lumbung padi, tentu kita tidak ingin jabatan tersebut hilang begitu saja. Untuk itu salah satu tujuan utama yang harus kita lakukan ialah menjaga agar kebanggaan Indonesia sebagai Negara penghasil pangan terbesar tidak hilang oleh ulah kita sendiri khususnya generasi muda.
b. Sebagai salah satu mata pencaharian Nasional
Telah kita ketahui bersama bahwa sektor pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pemasukan negara. Hal ini dikarenakan memang sebagian daerah di Indonesia memang sangat cocok dan masih produktif untuk dijadikan lahan pertanianDanh hingga kini, hal tersebut menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat di Indonesia.
c. Meningkatkan kesadaran generasi muda dalam sektor pertanian
Hal ini merupakan tujuan utama dari pembuatan makalah ini, yaitu untuk memberikan kesadaran bagi generasi muda untuk lebih memperhatikan sektor ini. Selain itu kitapun berharap paradigma-paradigma negative dari sektor ini dapat dihilangkan.
1.3 Sasaran
Sasara utama dari pembuatan makalah ini ialah untuk memberikan gambaran aktifitas pertanian di Indonesia yang saat ini mulai ditinggalkan dan kurang diminati oleh generasi muda khusunya. Untuk itu, dalam penulisan makalah ini akan lebih ditekankan beberapa rekomendasi penanganan agar generasi muda Indonesia tidak meninggalkan sektor ini yang merupakan salah satu kebudayaan masyarakat indonesia.
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Permasalahan
Sektor pertanian di Indonesia khususnya sektor pertanian padi menjadi salah satu penunjang kebutuhan jutaan masyarakat di Indonesia. Apa jadinya jika sektor pertanian tersebut menurun. Tentu jutaan masyarakt Indonesia pula yang akan merasakan dampak hal tersebut. Dengan melihat hal tersebut, sangatlah riskan jika Indonesia harus mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Karena kita tahu bahwa Indonesia merupakan negara lumbung padi, sungguh ironis.
Penurunan produktifitas pertanian ini disebabkan karena rendahnya minat generasi muda untuk hidup dengan cara bertani. Beberapa dari mereka menganggap bahwa pekerjaan tersebut merupakan mata pencaharian kelas bawah. Sehingga mereka enggan untuk menggantungkan hidupnya di sektor pertanian.
Sektor pertanian identik dengan mata pencaharian kelas bawah, mengapa anggapan tersebut menjadi suatu budaya di Indonesia? Memang secara fakta kegiatan tersebut sebagian besar dilakukan oleh masyarakat pedesaan yang pada umumnya berada pada kelas menengah kebawah. Sehingga wajar generasi muda Indonesia merasa enggan atau berminat pada sektor tersebut. Padahal jika mereka lihat lebih jauh, masih banyak masyarakat di pedesaan yang hidup mapan dari sektor tersebut.
Namun terlepas dari hal tersebut, sebenarnya masih terdapat masalah lain yang menyebabkan munurunnya minat generasi muda terhadap aktifitas pertanian di Indonesia, salah satu contoh lain ialah harga kebutuhan untuk menunjang kegiatan pertanian tidak sebanding dengan hasil yang didapat. Mahalnya harga pupuk serta kebutuhan lainnya selama proses pembibitan hingga panen tidak sebanding dengan semakin menurunnya harga gamah dipasaran. Bahkan tidak jarang kita lihat para petani melakukan demonstrasi karena mereka menganggap hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Atas beberapa permasalahan dasar di atas, wajar bila generasi muda Indonesia mulai mencari sektor lain yang lebih menguntungkan dan memiliki pendapatan yang lebih besar.
2.2 Analisis SWOT
Untuk menyelesaikan beberapa permasalahan di atas, perlu adanya suatu analisa kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang sekiranya dapat mengurangi resiko permasalahan yang dihadapi pertanian di Indonesia. Analisa tersebut dapat kita lakukan dengan menerapakan suatu analisis swot. Berikut beberapa hal yang harus dipertimbangkan.
a. Strengths (Kekuatan)
Salah satu hal yang menjadi kekuatan dari masalah ini ialah, bahwa sektor pertanian mulai mendapat perhatian dari pemerintah, meskipun hal tersebut masih belum bisa diketahui oleh masyarakt banyak. Banyak usaha-usaha pemerintah untuk membantu para pengusaha kecil, termasuk para petani untuk bisa melanjutkan usahanya dengan pemberian pinjaman modal.
Selain itu, harusnya kita sadar masih banyak para lulusan universitas yang terlahir dari institute pertanian. Yang seharusnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dengan adanya para lulusan ataupun insinyur di bidang pertanian. Kita dapat mengubah pertanian di Indonesia agar lebih modern dan dapat menarik minat generasi muda untuk terjun ke sektor ini.
b. Weaknesses (Kelemahan)
Memang untuk berpendapat terlalu mudah dari pada kenyataan dilapangan. Meskipun pemerintah terus berupaya menjaga agar sektor pertanian dapat terus bertahan, tapi pada kenyataannya hal tersebut masih terasa belum maksimal. Panjangnya birokrasi yang harus dilalui para petani untuk mendapatkan suntikan modal menurunkan niat mereka untuk mendapatkan modal dari pemerintah.
Selain itu, konversi lahan pertanian menjadi perumahan – perumahan megah menjadi salah satu faktor lain yang menjadikan sektor pertanian di Indonesia semakin menurun. Hal ini dikarenakan beberapa lahan pertanian yang umumnya berupa warian dari para leluhur mereka, lama – kelamaan semakin terbagi oleh beberapa keturunan yang mayoritas lebih dari satu orang. Sehingga suatu lahan yang dahulu dimiliki oleh satu orang, menjadi terbagi karena faktor keturunan trsebut. Hal tersebut mengakibatkan para petani enggan untuk menggarap lahan tersebut karena hanya manghasilkan hasil panen yang rendah. Tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hal tersebut mendorong para petani menyerahkan lahan pertanian tersebut kepada makelar Industri untuk dijadikan lahan perumahan yang semakin menguras habis lahan pertanian di Indonesia khususnya lahan peranian padi.
Faktor cuaca alam serta hama tanaman ikut menjadi faktor yang menghambat sektor pertanian ini. Karena kita tahu, perubahan cuaca dan iklim dunia akibat pemanasan global berakibat pada kondisi cuaca yang tidak menentu. Sehingga banyak para petani yang gagal panen akibat faktor – faktor tersebut.
c. Opportunities (Peluang)
Aktifitas pertanian yang semakin menurun membuat pemerintah harus mengimpor beras dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Dari hal tersebut kita sadar, sebenarnya terdapat peluang yang sangat besar dari sektor ini.
Di Indonesia, khsusnya Jawa Barat merupakan daerah yang cocok untuk dijadikan lahan pertanian, hanya saja terdapat beberapa kendala yang mengakibatkan lahan tersebut tidak dapat di optimalkan. Padahal, kita memiliki banyak sekali Insinyur di bidang pertanian yang seharusnya dapat dimanfaatkan. Tentu dengan adanya para insinyur yang paham akan pertanian, setidaknya dapat mengoptimalkan lahan lahan yang bermasalah tersebut.
d. Threats (Ancaman)
Ancaman pada sektor ini datang mayoritas dari hama, sehingga banyak para petani yang gagal panen akibat hama tersebut. Mahalnya harga pendukung pertanian seperti pembasmi hama menjadikan hal tersebut tidak dapat dihindarkan.
Selain itu, hilangnya lahan pertanian yang dijadikan perumahan menjadikan para petani semakin tersingkir yang berakibat menurunnya aktifitas pertanian di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah memperhatikan beberapa permasalahan yang dihadapi para petani di Indonesia, sepertinya wajar aktifitas pertanian di Indonesia semakin menurun, apalagi jika kita melihat generasi muda Indonesia. Sepertinya hanya tinggal menunggu waktu hingga kita benar – benar harus mengandalkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dari sektor ini.
Namun disamping hal itu, sebenarnya kita masih memiliki kesempatan untuk mengantisipasi masalah – masalah tersebut di atas. Beberapa hal antisipasi masalah di atas dapat kita cegah melalui beberapa rekomendasi yang mungkin dapat mengurangi masalah masalah tersebut.
3.2 Rekomendasi
Setelah mambaca kesimpulan – kesimpulan dari beberapa permaalahan tersebut. Akhirnya penulis membuat suatu rekomendasi untuk menyelesaikan ataupuan menangani masalah tersebut. Dengan harapan sektor pertanian di Indonesia dapat terus dipertahankan dan terus menjadi kebanggaan Indonesia sebagai Negara agraris. Serta terus dapat memenuhi kebutuhan pangan Nasional
Beberapa rekomendasi yang dapat di ambil ialah sebagai berikut:
a. Peran Aktif Pemerintah Dalam Sektor Pertanian
Salah satu cara lain yang dapat dilakukan ialah dengan peran aktif pemerintah dalam menjaga agar sektor pertanian di Indonesia tidak mati, hal yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan penyuluhan pada para petani agar tidak ketinggalan jaman dalam hal bercocok tanam. Selain itu, program pemerintah dalam pemberian modal bagi para petani juga harus diupayakan semaksimal mungkin.
b. Pemanfaatan para ahli di bidang pertanian
Banyak lulusan yang bergelar insinyur seharusnya dapat dimanfaatkan. Apalagi, dalam dunia pendidikan, tidak hanya di Universitas yang memberikan pendidikan tentang pertanian seperti Institute. Namun sekarang ini banyak SMK yang mulai membuka program keahlian di bidang pertanian. Dengan kata lain, setidaknya ada harapan yang mulai terlihat untuk tetap mempertahankan sektor pertanian di Indonesia.
c. Dukungan Pemerintah
Dukungan pemerintah sangat penting, terutama untuk tetap menjaga agar harga hasil pertanian di Indonesia tidak melonjak. Selain itu, pemerintah juga harus mempercayakan kebutuhan pangan kepada pihak lokal. Untuk itu perlu kerjasama antara pihak pemerintah denga para pengusaha di sektor pertanian agar dapat memaksimalkan sektor pertanian di Indonesia.