Kamis, 05 November 2009

URBANISASI PASCA LEBARAN

MAKALAH

ILMU SOSIAL DASAR

URBANISASI PASCA LEBARAN





DISUSUN OLEH:

Nama : Asep Septiana Efendi

NPM : 13109636

Kelas : 1KA26

Program Sistem Informasi

Universitas Gunadarma Kampus “J” Kalimalang
















MataKuliah : Ilmu Sosial D a sar

Dosen : Muha mmad Bu rhan Amin

Topik Tugas : Urbanisasi P asca Lebaran

Kelas : 1KA26

Dateline T ugas : 06 No vember 2009

Tanggal Penyerahan & Upload Tugas : 06 November 2009

PERNY ATAAN

Dengan ini kam i menyatakan bahwa seluruh pekerjaan da lam tugas ini kami buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari t im / pihak lain.

Apabila terbu kti tidak ben ar, kami siap menerima konsekuensi un tuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

Peny usun

NPM

Nam a Leng kap

Tanda Tangan

13109636

Asep Septi ana Efen di




Program Sarjana S1 Sistem Informasi

UNIVERSITAS GUNADARMA




KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, Sehingga Makalah Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar ini dapat saya selesaikan guna sebagai salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu mata kuliah softskill.

Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang telah memberi kesempatan kapada saya untuk mengumpulkan tugas makalah ini. Tugas makalah yang berjudul “Urbanisasi Pasca Lebaran”. Sebuah makalah yang mengupas hal-hal yang berkaitan dengan urbanisasi pasca lebaran yang terjadi tiap tahun di Indonesia.

Saya sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya terus mengharapkan bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Agar dilain waktu, tugas – tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar dapat saya kerjakan lebih baik lagi. Harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya. Akhirnya saya ucapkan terima kasih. Akhir kata. Wassalamualaikum.

Bekasi, November 2009

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DATAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1

1.2. TUJUAN ............................................................................................................ 2

1.3. SASARAN ......................................................................................................... 3

BAB II PERMASALAHAN

2.1. KEKUATAN URBANISASI ............................................................................ 4

2.2. KELEMAHAN URBANISASI .......................................................................... 4

2.3 PELUANG .......................................................................................................... 6

2.4. TANTANGAN ................................................................................................... 6

2.5. SOLUSI .............................................................................................................. 6

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN ................................................................................................... 8

3.2. REKOMENDASI ............................................................................................... 8




BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Menjelang Hari raya Idul Fitri, mayoritas penduduk Indonesia yang memeluk agama islam mulai sibuk mempersiapkan hari tersebut. Salah satunya ialah mudik atau pulang kampung. Pada hari raya Idul Fitri, suasana perkotaan berubah dari ramai menjadi sepi. Namun ada satu yang menjadi perhatian khusus, disaat arus balik, tidak hanya pemudik yang kembali ke kota, tetapi banyak pula wajah-wajah baru yang hadir mengisi ramainya suasana kota. Begitulah fenomena yang harus kita hadapi bersama, suasana kota akan selalu bertambah ramai oleh diisi oleh kaum urban yang umumnya datang berbondong-bondong pada saat arus balik Lebaran. Hal tersebut biasa dinamakan urbanisasi.

Urbanisasi merupakan suatu perpindahan penduduk dari suatu desa ke kota. Hal ini dimungkinkan karena beberapa faktor, diantaranya ialah:

1. Tingkat pendapatan,

2. Jumlah lapangan pekerjaan di kota relatif banyak,

3. Mudah dalam akses mencari pekerjaan ataupun bekerja,

4. Tingginya kesempatan dalam mencari kerja,

5. Rendah atau kurangya lapangan kerja di Desa, Dsb.

Dari hal – hal tersebut di atas, sangat mungkin bagi seseorang untuk melakukan urbanisasi, khususnya ke daerah – daerah Ibu Kota Seperti Jakarta. Dan hal ini sudah menjadi kebudayaan tahunan. Khususnya pasca lebaran. Biasanya, seminggu pasca lebaran, Masyarakat pedesaan berbondong – bondong datang ke Ibu Kota dengan niat mengadu nasib dan peruntungan mereka di Ibu Kota tanpa kemampuan ataupun keahlian yang memadai. Mereka datang hanya dengan modal niat dan nekat untuk mengadu nasib. Sungguh hal ini menjadi sangat sering kita lihat di beberapa media massa, dan jumlah merekapun tidak sedikit, tiap tahunnya ribuan wajah baru datang mengisi hiruk pikuknya kota Jakarta yang dijadikan sebagai pusat urbanisasi di Indonesia.

Urbanisasi sebenarnya bisa dikatakan wajar dalam suatu wilayah. Karena pada intinya. Kegiatan urbanisasi dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup seseorang. Karena jika dilihat dari Jumlah Kebutuhan hidup antara di pedesaan dan di perkotaan, tentu dapat dengan mudah dibandingkan. Apalagi di daerah perkotaan merupakan pusat industri yang memungkinkan seseorang mendapatkan kesempatan untuk memperoleh lapangan pekerjaan. Dengan kata lain, wajarlah seseorang melakukan kegiatan urbanisasi dengan harapan meningkatkan taraf hidupnya, ditambah jika orang tersebut sudah berkeluarga, tentu menjadi tantangan berat baginya untuk bisa menghidupi keluarganya.

Dalam konteks yang lebih luas, Urbanisasi sebenarnya tidak hanya terjadi di Jakarta, Urbanisasi juga terjadi di kota-kota besar lainnya, seperti Bandung Surabaya dan kota- kota besar laiinya. Karena tidak mungkin Seluruh penduduk desa di Indonesia berurbanisasi ke Jakarta, itu justru akan menghancurkan perekonomian di Indonesia. Jadi, tiap daerah mungkin memiliki daerah tujuan urbanisasinya masing – masing. Dan beberapa ada yang langsung datang ke Jakarta, meskipun mereka berada di tempat yang sangat jauh sekalipun.

1.2. TUJUAN

Banyaknya masyarakat desa yang berurbanisasi pasca lebaran tentu menimbulkan pertanyaan besar. Mengapa mereka melakukan urbanisasi? Apa tujuan mereka berurbanisasi?

Jika dilihat dari sisi ekonomi, tentulah mereka yang melakukan urbanisasi memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Karena tidak dapat dipungkiri, peluang mendapat pekerjaan di kota relatif lebih tinggi dibandingkan di Desa. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya pusat-pusat produksi ataupun kawasan industri di kota. Sehingga kesempatan mendapat pekerjaan bagi mereka kaum urban menjadi lebih terbuka.

Selain meningkatkan taraf hidup, beberapa dari mereka yang melakukan urbanisasi juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk lebih mengenal gaya hidup di daerah perkotaan. Karena dapat terlihat jelas perbedaan yang mencolok, antara gaya hidup masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan. Jadi jika dilihat lebih jauh, masyarakat yang melakukan kegiatan uranisasi tentu juga memiliki alasan dan tujuannya masing-masing. Disamping tujuan utama mereka yaitu untuk mencari penghidupan dan pekerjaan yang layak dalam rangka meningkatkan taraf hidup mereka.

1.3. SASARAN

Sebagaimana telah kta ketahui pengertian dari urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Dari hal tersebut kita sudah bisa menyimpulkan daerah mana saja yang menjadi tujuan urbanisasi mereka. Serta siapa saja yang melakukan kegiatan tersebut. Daerah perkotaan besar yang terdapat banyak pusat-pusat industri tentu menjadi sasaran utama urbanisasi, karena disana terdapat banyak peluang untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan tujuan orang berurbanisasi, yaitu untuk mensejahterakan kehidupannya. Dan kegiatan tersebut pastilah dilakukan oleh orang-orang pedesaan yang secara umum masih sedikit terdapat lapangan pekerjaan.




BAB II

PERMASALAHAN

2.1. KEKUATAN URBANISASI

Sebagai mana kita ketahui bahwa tujuan urbanisasi ialah untuk meningkatkan taraf hidup bagi mereka yang melakukan urbanisasi. Dari hal itu jelas, bahwa urbanisasi dapat mengubah kehidupan seseoang. Meningkatkan peluang mereka untuk mendapat penghidupan yang lebih layak.

Disamping itu, dengan adanya urbanisasi juga merubah cara pandang masyarakat pedesaan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa mayarakat yang tinggal di perkotaan umumnya berfikir lebih luas. Mereka tidak hanya berpikir bagaimana untuk mencari pekerjaan, tetapi juga bagaimana menghasilkan suatu pekerjaan yang dapat menghidupi kehidupannya sehari-hari.

Dalam konteks yang lebih luas, urbanisai berpengaruh besar bagi dunia industri, dengan banyaknya kaum urban yang secara berbondong-bondong datang ke kota, tentu pihak-pihak industri tidak perlu lagi bersusah payah mencari sumber daya manusia untuk mengisi sebagai tenaga kerja pada industri mereka. Apalagi jika mereka sebelumnya telah memiliki keterampilan yang cukup, tentu hal tersebut menjadi suatu modal barharga bagi dunia industri.

2.2. KELEMAHAN URBANISASI

Urbanisasi sebenarnya memiliki beberapa kelemahan, diantaranya ialah:

1. Banyak yang melakukan Urbanisasi tanpa persiapan yang matang.

Jika kita lihat di beberapa media massa, tiap tahunnya ribuan orang datang ke kota-kota besar seperti jakarta melakukan kegiatan urbanisasi setelah lebaran, tapi, satu yang menjadi permasalahan yang cukup serius ialah, mayoritas dari mereka datang tanpa memiliki modal kerja yang cukup. Mereka datang hanya dengan modal nekat untuk mengadu nasib di kota. Sehingga hal tersebut justru malah mempersulit mereka di kota.

2. Informasi yang mereka dapatkan dari desa tidak lengkap.

Selain tanpa pengalaman kerja yang cukup, merekapun mayoritas datang ke kota-kota besar hanya dengan informasi yang sangat minim, mereka hanya mendengar informasi dari beberapa temannya, atau bahkan hanya sekedar cerita dari orang lain tentang kota-kota besar yang akan menjadi tujuan urbanisasi mereka. Tapa mereka sadar betapa kerasnya untuk bisa bertahan hidup di Jakarta. Mereka terlalu asik mendengarkan cerita dari orang-orang yang beruntung di Jakarta tanpa memperhatikan orang-orang yang hanya menghuni kolong-kolong jembatan.

3. Padatnya Punduduk kota setelah urbanisasi

Telah kita ketahui bersama, bahwa pada saat seminggu setelah lebaran, suasana kota-kota besar seperti Jakarta khususnya, mulai penuh sesak oleh para kaum urban yang kembali ke Jakarta setelah mereka mudik lebaran ditambah pendatang baru yang jumlahnya sangat banyak. Tentu hal tersebut menjadi suatu masalah yang cukup rumit dihadapi pihak kependudukan Jakarta yang kita jadikan sebagai contoh tujuan urbanisasi. Hal tersebut dikarenakan mayoritas pendatang baru tersebut tidak memiliki tempat tinggal sewaktu baru sampai di Jakarta. Selain itu, merekapun belum memiliki kartu penduduk atau belum terdata sebagai warga Jakarta, sehingga hal tersebut berpotensi memperburuk Nasib mereka selama di di Jakarta.

Selain beberapa point di atas, sebetulnya masih banyak dampak – dampak negatif atau kelemahan yang ditimbulkan dari proses urbanisasi, khususnya urbanisasi pasca lebaran yang menjadi kegiatan rutin yang kita hadapi setiap tahun.

2.3. PELUANG

Arus mudik setelah lebaran tentu menjadi peluang yang sangat manis bagi mereka yang ingin berurbanisasi. Pasalnya banyak dari mereka yang setelah mudik membawa temannya untuk bersama-sama mengadu nasib di kota, disamping banyak dari mereka yang berurbanisasi sendiri, artinya tanpa ajakan teman. Dibandingkan hari-hari lain, peluang urbanisasi memang dirasakan lebih banyak terjadi pada saat pasca lebaran.

Selain itu, telah kita ketahui bahwa masyarakat yang melakukan urbanisasi umumnya mencari daerah perkotaan yang memiliki banyak lapangan pekerjaan, sehingga membuka peluang bagi mereka untuk dapat memperoleh pekerjaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa peluang mendapat pekerjaan di kota memang lebih besar karena umumnya daerah perkotaan menjadi pusat perindustrian.

2.4. TANTANGAN

Masalah urbanisasi tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pihak pemerintah daerah tersebut untuk mengatasi masalah tersebut. Apalagi telah kita ketahui jumlah ortang yang melakukan urbanisasi pasca lebaran tidak sedikit, wajah-wajah baru berdatangan menghiasi hiruk-pikuknya suasana perkotaan seperti kota Jakarta. Tentu masalah tersebut menjadi tantangan besar bagi pihak pemerintah kota DKI Jakarta untuk mengatasi masalah tersebut. Tidak hanya dari segi Lokasi tujuan urbanisasi, hal yang samapun akan dirasakan bagi mereka yang melakukan urbanisasi, khususnya bagi mereka yang datang tanpa persiapan matang. Bagimereka yang datang hanya dengan bermodalkan keberanian semata, tentu menjadi tantangan berat bagi mereka supaya dapat bertahan hidup di kota. Karena harus mereka ketahui, bahwa hidup di kota besar seperti Jakarta sangatlah sulit. Butuh perjuangan, pengorbanan serta keikhlasan.

2.5. SOLUSI

Guna mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat proses urbanisasi tersebut. Perlu diadakan pembenahan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyediakan badan khusus yang mengurusi masalah urbanisasi di kota-kota besar. Khususnya urbanisasi besar-besaran yang terjadi pasca lebaran. Perlu ketelitian bagi pemerintah untuk sigap dan tanggap mendata siapa saja orang yang berurbanisasi secapat mungkin. Selain itu, dari pihak pedesaan juga perlu diadakan penyuluhan kepada warganya yang kemungkinan akan melakukan urbanisasi agar memperhatikan ketentuan-ketentuan melakukan urbanisasi agar dapat di data oleh pihak pemerintah dan tidak menimbulkan masalah di kemuian hari seperti masalah kependudukan.




BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Telah kita ketahui bersama bahwa urbanisasi merupakan masalah yang harus kita hadapi bersama, hal tersebut merupakan suatu proses alamiah serta telah menjadi rutinitas tahunan. Bahwa terdapat banyak kaum urban di kota-kota besar khususnya Jakarta yang berdatangan untuk melakukan kegiatan urbanisasi. Selain itu, ragam jenis tujuan mereka melakukan urbanisasi juga patut kita garis bawahi.

Yang harus kita perhatikan pula dari urbanisasi ini ialah sebarapa besar rasio keuntungan dan kerugian urbanisasi tersebut, sehingga diharapkan beberapa kelemahan dari urbanisasi dapat kita perbaiki agar masalah tersebut tidak terjadi lagi pada masa-masa selanjutnya.

3.2. REKOMENDASI

Semakin banyaknya orang yang melakukan urbanisasi dari tahun ketahun dan diantara mereka pula masih banyak yang melakukan urbanisasi tanpa pengalaman ataupun keterampilan. Tentu hal tersebut menjadi suatu masalah yang harus dipecahkan bersama. Salah satunya yang perlu dilakukan ialah tindak serius pemerintah dalam menangani masalah urbanisasi ini, bukan berarti menyepelekan kinerja pemerintah, tetapi disini lebih ditekankan pada penyuluhan bagi masyarakat desa yang ingin melakukan urbanisasi. Dengan adanya penyuluhan di daerah-daerah yang penduduknya berpotensi melakukan kegiatan urbanisasi, tentu mereka yang melakukan urbanisasi tidak terlalu buta bagaimana mereka nanti setelah berada di kota.

Selain itu, pembangunan di daerah-daerah penunjang kota-kota besar juga perlu diperhatikan. Pasalnya dikhawatirkan terjadi kelebihan jumlah penduduk yang malah berakibat buruk pada perekonomian kota tersebut. Sehingga dangan penyebaran pusat industri ataupun lapangan kerja di daerah-daerah sekitar kota besar akan menghindari kepadatan penduduk di kota. Dengan adanya hal tersebut, tentu akses transportasi juga harus dipertimbangkan. Pasalnya salah satu titik pantau suatu industri membuka usaha barunya ialah tersedianya akses transportasi sebagai jalur distribusi suatu usaha. Sehingga diharapkan daerah di sekitar kota-kota besar juga dapat membantu mengurangi kepadatan yang terjadi akibat arus urbanisasi yang tidak terkendali. Dengan hal tersebut, besar kemungkinan masalah urbanisasi dapat ditangani dengan efektif dan sebaik-baiknya.